sahabat our world,,,,gw dah lama gk posting nih
kali ini gw mo ngebahas tentang wong fei hung
WAAACCCCHHHAAAAAAUUUU
siapa sih yang gak kenal wong fei hung !!!!
kali ini gw mo ngebahas tentang wong fei hung
WAAACCCCHHHAAAAAAUUUU
siapa sih yang gak kenal wong fei hung !!!!
master kungfu legendaris itu sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat dunia.
namun masih ada yang belum anda ketahui tentang wong fei hung !!!!
ternyata dia adalah seorang muslim yang taat !!!!
simak nih profilnya....
Wong Fei Hung adalah seorang Ulama,
Ahli Pengobatan,
dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering
berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga
supremasi kekuasaan Komunis di China.
Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun
1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk
menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton
untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah
Faisal Hussein Wong.
Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah
seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri
tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan
bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan
seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu
beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan
Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong
Fei Hung.
Kombinasi antara pengetahuan ilmu
pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi
pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu
orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat
Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.
Pasien klinik keluarga Wong yang meminta
bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu
membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap
pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang
bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa
pamrih.
Secara rahasia, keluarga Wong
terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in
yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan
Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai
satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk
agama Islam.
Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat
beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru
ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung
Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang
legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan
andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah
seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian
oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.
Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin
pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang
datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja
pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing
(Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan
berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.
Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi,
Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an
tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia
berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit
ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun
efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus.
Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan
bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan
mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang
tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar
dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang
akan mereka peras.
Dalam kehidupan
keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya
terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung
tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah
istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai
kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan
juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga
akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan
di perguruan suaminya.
Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77
tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai
pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela
kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang
miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang
dimilikinya. Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya
dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang
diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal
ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi
teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amiin. salam our world !!!!