Konnichiwa minnasan !
ini postingan pertama gw tentang bahasa Jepang,,,,
tentunya tujuan gw disini pengen ngebantu sobat semua buat belajar bahasa Jepang
karena gw pernah ngerasain gimana capeknya belajar bahasa Jepang tanpa bimbingan guru....
jadi gw harus tersesat nyari website buat belajar bahasa Jepang....
jaa minnasan,,,, !
ima wa bokutachi no daichi nihongo benkyou no jikan desu ne !
aaa,,,,itsumo ganbatte ne !
jadi dalam bahasa Jepang itu ada tiga huruf yang harus dipelajari
apa aja tuh ?
1. HIRAGANA
hiragana adalah salah satu jenis huruf Jepang yang penggunaanya khusu buat nulis nama orang jepang, kosakata asli jepang, juga nama tempat dijepang.
contohnya nih :
yamamoto : やまもと
nihon : にほん
2. KATAKANA
nah, huruf yang kedua nih fungsinya beda lagi walaupun sama2 sering dipake.
fungsinya yaitu menuliskan nama orang luar jepang dan menulis kata serapan dalam bahasa jepang
contoh
doa (asal kata "door" dalam bahasa inggris kemudian disesuaikan dengan lidah orang jepang yang artinya "pintu") : ドア
3. KANJI
Kanji (漢字)
secara harfiah berarti “aksara dari Han Republik Rakyat Cina”) adalah
aksara Tionghoa yang digunakan dalam bahasa Jepang. Kanji adalah salah
satu dari empat set aksara yang digunakan dalam tulisan modern Jepang
selain kana (katakana, hiragana) dan romaji.
Kanji dulunya juga disebut mana (真名) atau shinji (真字) untuk
membedakannya dari kana. Aksara kanji dipakai untuk melambangkan konsep
atau ide (kata benda, akar kata kerja, akar kata sifat, dan kata
keterangan). Sementara itu, hiragana (zaman dulu katakana) umumnya
dipakai sebagai okurigana untuk menuliskan infleksi kata kerja dan
kata-kata yang akar katanya ditulis dengan kanji, atau kata-kata asli
bahasa Jepang. Selain itu, hiragana dipakai menulis kata-kata yang sulit
ditulis dan diingat bila ditulis dalam aksara kanji. Kecuali kata
pungut, aksara kanji dipakai untuk menulis hampir semua kosakata yang
berasal dari bahasa Tionghoa maupun bahasa Jepang.
Sejarah
Secara resmi, aksara Tionghoa pertama kali dikenal di Jepang lewat
barang-barang yang diimpor dari Tiongkok melalui Semenanjung Korea mulai
abad ke-5 Masehi. Sejak itu pula, aksara Tionghoa banyak dipakai untuk
menulis di Jepang, termasuk untuk prasasti dari batu dan barang-barang
lain.
Sebelumnya di awal abad ke-3 Masehi, dua orang bernama Achiki dan Wani
datang dari Baekje di masa pemerintahan Kaisar Ōjin. Keduanya konon
menjadi pengajar aksara Tionghoa bagi putra kaisar.Wani membawa buku
Analek karya Kong Hu Chu dan buku pelajaran menulis aksara Tionghoa
untuk anak-anak dengan judul Seribu Karakter Klasik.Walaupun demikian,
orang Jepang mungkin sudah mengenal aksara Tionghoa sejak abad ke-1
Masehi. Di Kyushu ditemukan stempel emas asal tahun 57 Masehi yang
diterima sebagai hadiah dari Tiongkok untuk raja negeri Wa (Jepang).
Dokumen tertua yang ditulis di Jepang menurut perkiraan ditulis
keturunan imigran dari Tiongkok. Istana mempekerjakan keturunan imigran
dari Tiongkok bekerja di istana sebagai juru tulis. Mereka menuliskan
bahasa Jepang kuno yang disebut yamato kotoba dalam aksara Tionghoa.
Selain itu, mereka juga menuliskan berbagai peristiwa dan kejadian
penting.
Sebelum aksara kanji dikenal orang Jepang, bahasa Jepang berkembang
tanpa bentuk tertulis. Pada awalnya, dokumen bahasa Jepang ditulis dalam
bahasa Tionghoa, dan dilafalkan menurut cara membaca bahasa Tionghoa.
Sistem kanbun (漢文) merupakan cara penulisan bahasa Jepang menurut bahasa
Tionghoa yang dilengkapi tanda diakritik. Sewaktu dibaca, tanda
diakritik membantu penutur bahasa Jepang mengubah susunan kata-kata,
menambah partikel, dan infleksi sesuai aturan tata bahasa Jepang.
Selanjutnya berkembang sistem penulisan man’yōgana yang memakai
aksara Tionghoa untuk melambangkan bunyi bahasa Jepang. Sistem ini
dipakai dalam antologi puisi klasik Man’yōshū. Sewaktu menulis
man’yōgana, aksara Tionghoa ditulis dalam bentuk kursif agar menghemat
waktu. Hasilnya adalah hiragana yang merupakan bentuk sederhana dari
man’yōgana. Hiragana menjadi sistem penulisan yang mudah dikuasai
wanita. Kesusastraan zaman Heian diwarnai karya-karya besar sastrawan
wanita yang menulis dalam hiragana. Sementara itu, katakana diciptakan
oleh biksu yang hanya mengambil sebagian kecil coretan dari sebagian
karakter kanji yang dipakai dalam man’yōgana.
Cara pengucapan
Satu aksara kanji bisa memiliki cara membaca yang berbeda-beda. Selain
itu tidak jarang, satu bunyi bisa dilambangkan oleh aksara kanji yang
berbeda-beda. Aksara kanji memiliki dua cara pengucapan, ucapan Tionghoa
(on’yomi) dan ucapan Jepang (kun’yomi).
Ucapan Tionghoa (on’yomi)
On’yomi (音読み) atau ucapan Cina adalah cara membaca aksara kanji
mengikuti cara membaca orang Cina sewaktu karakter tersebut
diperkenalkan di Jepang. Pengucapan karakter kanji menurut bunyi bahasa
Tionghoa bergantung kepada zaman ketika karakter tersebut diperkenalkan
di Jepang. Akibatnya, sebagian besar karakter kanji memiliki lebih dari
satu on’yomi. Kanji juga dikenal orang Jepang secara bertahap dan tidak
langsung dilakukan pembakuan.
On’yomi dibagi menjadi 4 jenis:
Go-on (呉音, “ucapan Wu”) adalah cara pengucapan dari daerah Wu di
bagian selatan zaman Enam Dinasti Tiongkok. Walaupun tidak pernah
ditemukan bukti-bukti, ucapan Wu diperkirakan dibawa masuk ke Jepang
melalui Semenanjung Korea dari abad ke-5 hingga abad ke-6. Ucapan Wu
diperkirakan berasal dari cara membaca literatur agama Buddha yang
diwariskan secara turun temurun sebelum diketahui cara membaca Kan-on
(ucapan Han). Semuanya cara pengucapan sebelum Kan-on digolongkan
sebagai Go-on walaupun mungkin saja berbeda zaman dan asal-usulnya bukan
dari daerah Wu.
Kan-on (漢音, “ucapan Han”) adalah cara pengucapan seperti dipelajari dari
zaman Nara hingga zaman Heian oleh utusan Jepang ke Dinasti Tang dan
biksu yang belajar ke Tiongkok. Secara khusus, cara pengucapan yang
ditiru adalah cara pengucapan orang Chang’an.
Tō-on (唐音, “ucapan Tang”) adalah cara pengucapan karakter seperti
dipelajari oleh biksu Zen antara zaman Kamakura dan zaman Muromachi yang
belajar ke Dinasti Song, dan perdagangan dengan Tiongkok.
Kan’yō-on (慣用音, “ucapan populer”) adalah cara pengucapan on’yomi yang
salah (tidak ada dalam bahasa Tionghoa), tapi telah diterima sebagai
kelaziman.
Kanji Arti Go-on Kan-on Tō-on Kan’yō-on
明 terang myō (明星 myōjō) mei (明暗 meian) (min)* (明国 minkoku) —
行 pergi gyō (行列 gyōretsu) kō (行動 kōdō) (an)* (行灯 andon) —
京 ibu kota kyō (京都 Kyōto) kei (京阪 Keihan) kin (南京 Nankin) —
青 biru, hijau shō (緑青 rokushō) sei (青春 seishun) chin (青島 Chintao) -
清 murni shō (清浄 shōjō) sei (清潔 seiketsu) (shin)* (清国 Shinkoku) —
輸 mengirim (shu)* (shu)* — yu (運輸 un-yu)
眠 tidur (men)* (ben)* — min (睡眠 suimin)Ucapan Jepang (kun’yomi)
Kun’yomi (訓読み) atau ucapan Jepang adalah cara pengucapan kata asli
bahasa Jepang untuk karakter kanji yang artinya sama atau paling
mendekati. Kanji tidak diucapkan menurut pengucapan orang Cina,
melainkan menurut pengucapan orang Jepang. Bila karakter kanji dipakai
untuk menuliskan kata asli bahasa Jepang, okurigana sering perlu ditulis
mengikuti karakter tersebut.
Seperti halnya, on’yomi sebuah karakter kadang-kadang memiliki beberapa
kun’yomi yang bisa dibedakan berdasarkan konteks dan okurigana yang
mengikutinya. Beberapa karakter yang berbeda-beda sering juga memiliki
kun’yomi yang sama, namun artinya berbeda-beda. Selain itu, tidak semua
karakter memiliki kun’yomi.
Kata “kun” dalam kun’yomi berasal kata “kunko” (訓詁 ?) (pinyin: xungu)
yang berarti penafsiran kata demi kata dari bahasa kuno atau dialek
dengan bahasa modern. Aksara Tionghoa adalah aksara asing bagi orang
Jepang, sehingga kunko berarti penerjemahan aksara Tionghoa ke dalam
bahasa Jepang. Arti kanji dalam bahasa Tionghoa dicarikan padanannya
dengan kosakata asli bahasa Jepang.
Sebagai aksara asing, aksara Tionghoa tidak dapat diterjemahkan
semuanya ke dalam bahasa Jepang. Akibatnya, sebuah karakter kanji
mulanya dipakai untuk melambangkan beberapa kun’yomi. Pada masa itu,
orang Jepang mulai sering membaca tulisan bahasa Tionghoa (kanbun)
dengan cara membaca bahasa Jepang. Sebagai usaha membakukan cara membaca
kanji, satu karakter ditetapkan hanya memiliki satu cara pengucapan
Jepang (kun’yomi). Pembakuan ini merupakan dasar bagi tulisan campuran
Jepang dan Tionghoa (wa-kan konkōbun) yang merupakan cikal bakal bahasa
Jepang modern.
Kokkun
Kokkun (国訓) adalah karakter kanji yang mendapat arti baru yang sama
sekali berbeda dari arti semula karakter tersebut dalam bahasa Tionghoa,
misalnya:
沖 chū, okitsu, oki (jauh di laut, lepas pantai; pinyin: chōng, membilas; chòng, kuat)
椿 tsubaki (Kamelia; pinyin: chūn, Ailanthus)
Jūbakoyomi dan yutōyomi
Gabungan dua karakter sering tidak mengikuti cara membaca on’yomi dan
kun’yomi melainkan campuran keduanya yang disebut jūbakoyomi (重箱読み).
Karakter pertama dibaca menurut on’yomi dan karakter kedua menurut
kun’yomi, misalnya
重箱 (jūbako)
音読み (on’yomi)
台所 (daidokoro)
役場 (yakuba)
試合 (shiai)
団子 (dango).
Sebaliknya dalam yutōyomi (湯桶読み), karakter pertama dibaca menurut kun’yomi dan karakter kedua menurut on’yomi, misalnya:
湯桶 (yutō)
合図 (aizu)
雨具 (amagu)
手帳 (techō)
鶏肉 (toriniku).
Karakter buatan Jepang
Kokuji (国字 aksara nasional) atau wasei kanji (和製漢字kanji buatan Jepang)
adalah karakter kanji yang asli dibuat di Jepang dan tidak berasal dari
Tiongkok. Kokuji sering hanya memiliki cara pembacaan kun’yomi dan tidak
memiliki on’yomi, misalnya:
峠 (tōge): lintasan pegunungan
榊 (sakaki): pohon sakaki (Cleyera japonica)
畑 (hatake, hata): ladang, perkebunan
辻 (tsuji): sudut jalan, perempatan jalan
腺 (sen): kelenjar
働 (hatara(ku); on’yomi: dō) : bekerja.
Beberapa kokuji dipungut oleh bahasa Tionghoa, misalnya: 腺 (xiàn).
Daftar kanji
Pemerintah Jepang mengeluarkan daftar aksara kanji yang disebut Tōyō
kanji (当用漢字表, karakter masa kini) pada 16 November 1946 yang seluruhnya
berjumlah 1.850 karakter. Daftar ini memuat aksara kanji yang telah
disederhanakan atau shinjitai (新字体, karakter bentuk baru). Sebaliknya,
aksara kanji yang belum disederhanakan disebut kyūjitai (旧字体).
Daftar Tōyō kanji digantikan dengan daftar Jōyō kanji (常用漢字) berisi
1.945 karakter yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan Jepang pada 10
Oktober 1981. Hingga sebelum akhir Perang Dunia II, Kementerian
Pendidikan sudah 4 kali mengeluarkan daftar Jōyō kanji (1923, 1931,
1942, dan 1945).
Kementerian Pendidikan juga memiliki daftar kyōiku kanji (教育漢字, kanji
pendidikan) yang diambil dari daftar Jōyō kanji. Daftar ini berisi 1.006
karakter untuk dipelajari anak sekolah dasar di Jepang. Selain itu,
pemerintah Jepang mengeluarkan daftar jinmeiyō kanji (人名用漢字, kanji nama
orang) yang dipakai untuk menulis nama orang. Hingga 27 September 2004,
daftar jinmeiyō kanji berisi 2.928 karakter (daftar Jōyō kanji ditambah
983 kanji nama orang).
UNTUK KANJI,,,,LEBIH BAIK DIPELAJARI BELAKANGAN SETELAH PELAJARAN POLA KALIMAT, KOSAKATA, PARTIKEL DAN LAIN2 SELESAI.
karena kanji harus ngapal banyak banget....
LATIHAN
tulis menggunakan huruf hiragana dan katakana
1.domo arigatou
2.hajimemashite
3.douzo yoroshiku
intinya sobat harus tetap GANBARU (semangat) dalam mempelajari Bahasa Jepang....
GANBARIMASHOU !!!!